feedburner
Enter your email address:

Delivered by FeedBurner

feedburner count

Pakar Ahli Psikologi Wanita

Labels:

Satu ketika, saya dan keluarga bertandang ke rumah seseorang. Rumah yang berisi seorang bapak yang mengaku bekerja di sebuah instansi pemerintah, seorang ibu yang bekerja sebagai perawat dan membuka tempat praktek dekat rumahnya, seorang anak bujang tanggung yang kuliah di kedokteran salah satu universitas swasta, dan beberapa orang yang saya tidak terlalu tau latar belakang mereka, dan tidak terlalu penting dalam kisah ini.

Ibu saya, ibu perawat, bersama para wanita lain bercengkrama di ruang tengah, sedangkan kami, para lelaki, bercakap-cakap di ruang tamu. Di sudut merah, ada si empunya rumah, sang bapak berpostur tambun yang menjadi tokoh utama dalam kisah ini, lalu ada bapak saya, 2 adik saya yang salah satunya adalah mahasiswa kedokteran, dan tentu saja, di sudut biru terdapatlah saya yang sedang ceria browsing via hengpon.

Obrolan di ruang tamu ini dikuasai hampir 90% oleh yang terhormat sang tuan rumah. Seorang bapak yang dengan bangga menyebut dirinya sebagai "pakar ahli psikologi wanita." *Anda punya feeling tidak enak terhadap cerita ini? Silakan stop sampai disini. :-)

Berikut sedikit kutipan dari percakapan yang terjadi saat itu:

Bapak Pakar Ahli Psikologi Wanita (Biar ga terlalu panjang, selanjutnya akan saya singkat jadi WC. Loh kok ga nyambung? Suka-suka saya dong. Ini kan cerita saya.): Hmm... Jadi menurut orang, anak saya itu, si @#$% (disensor demi kemashalatan bersama) udah hebat. Tapi menurut saya belum. Hahaha!

Saya: Angguk2, senyum hormat, lalu kembali memelototi layar hengpon.

WC (Beralih ke adik saya mahasiswa kedokteran): Kuliah yang bener ya. Jangan pacaran dulu. Nanti kalo udah lulus kedokteran pasti banyak cewe yang ngejer. Kenapa saya bisa ngomong gini? Karena saya ini pakar. Pakar apa? Pakar ahli psikologi wanita. *Dilanjutkan dengan tersenyum bangga.

Adik saya: *Mesem-mesem...

Saya: -_-!

WC: Jangan maen hengpon mulu kerjaannya. Ini anak jaman sekarang dikit2 sms, dikit2 pegang hengpon. Itu bisa ngurangin konsentrasi. Liat itu anak saya, selalu saya marahin kalo pegang hengpon mulu. Saya itu orangnya keras sama anak.

Saya: *Ngerasa tersindir lagi pegang2 hengpon, padahal ga smsan. Trus berenti maen hengpon dong? GA LAHH..! Malah keluarin hengpon satu lagi. Maen game.. :D

WC (Beralih ke bapak saya): Saya itu keras sama anak, pak. Anak jaman sekarang ini ga bisa dikasih hati dan dibiarin gitu aja. Harus dikerasin. Ini saya ngomong gini ke anak bapak, karena biasanya anak-anak ini ga mempan kalo dibilangin ama orang tuanya sendiri. Kalo orang tua sendiri yang ngomongin, biasanya dibilang, "Ah, bapak ini tau apa sih?" Harus orang laen yang ngomongin biar masuk!

Saya: Wew! Tau apa anda tentang keluarga kami? (italic means ngomong dalem hati)

Bapak saya (yang orangnya emang nyantai dan ga suka ambil pusing): Hehe...

WC: Jadi bapak ini kerja dimana?

Bapak saya: Saya wiraswasta pak..

WC: Ooo, punya usaha sendiri ya? Anak-anaknya diajarin bisnis ga pak? Harusnya diajarin pak, sayang amat kalo punya bapak yang bisnis, anaknya ga bisa bisnis. Jadi nanti bisa nerusin usaha orang tuanya. Kaya saya dong. Saya itu dari kecil udah dididik ama orang tua saya lho pak..

Bapak saya: Ooo, jadi orang tuanya bapak dulunya wiraswasta juga?

WC: Bukan, orang tua saya guru ngaji. *Doeng!

Saya: Zzzzz.....

Bapak saya: Saya tetap kasih mereka dasar-dasar dalam bisnis, terkadang saya libatkan mereka juga. Tapi saya tetap memberikan kebebasan pada mereka untuk memilih apa yang jadi minat mereka masing-masing, dan memfasilitasi mereka selama itu positif. (ooohh, bapakku emang wise. I lop Yu pah... hehehe)

WC: Saya itu JIJI pak, ama anak-anak yang pacaran. Masih kecil belom bisa cari duit sendiri udah pada pacar-pacaran. Bapak tau ga? Orang tuanya pacar anak saya ini dulu pernah dateng ke rumah, yaa, merestui gitu lah, hubungan anaknya dengan anak saya...

Saya: WTF! Ini yang bego siapa yak?!

Terus terang, saya malah jadi tidak respek dengan tipikal bapak-bapak seperti ini. Dengan sok taunya bilang, "kalo diomongin ama orang tuanya sendiri, anak-anak suka bilang: AH, bapak ini tau apa sih???"

Maaf sebelumnya bapak, tapi saat itu, ingin sekali saya bilang, "Sh*t! Andalah yang tau apa sih tentang keluarga kami?? Asal tau saja, Bapak saya ini orang hebat, beliau tau betul tentang cara mendidik dan berkomunikasi dengan anak-anaknya."

Lalu bapak mengajarkan bapak saya tentang cara mendidik anak? Oh man! Sudah jadi orangkah anak bapak sekarang? Sudah pantaskan dibandingkan dengan anak sulung hasil didikan bapak saya dengan segala pencapaian-pencapaiannya di bank tempatnya bekerja sekarang? Lalu anda mencoba memperlihatkan bahwa anda adalah orang hebat yang berhasil dan mendoktrin bapak saya dengan cara anda yang, maaf, konvensional itu? Wahai bapak-bapak, anda melakukan sesuatu yang percuma. Lebih baik anda ambil aer wudhu, trus sholat hajat gih..

Anda menyebut diri anda sebagai Pakar Ahli Psikologi Wanita? Hahaha... Ijinkan saya berguling-guling di lantai ketika mendengar itu. Lalu ada apa dengan istri anda sekarang? Bukankah dengan pakarnya anda tentang hal itu, seharusnya anda mendapat istri sekelas - hmm... sekedar menyebut contoh - Sophia Latjuba, Deasy Ratnasari, atau siapapun wanita mangstabz gan di jaman anda muda dulu? Kikikzz... Maafkan kalo ini terlalu tajam, saya terlalu geli sih dengernya. :D

Banyak pikiran yang berseliweran dan senyum sinis yang ingin saya berikan waktu mendengar celotehan-celotehan burung camar anda saat itu. Tapi tentu saja hal itu tidak saya lakukan demi menjaga nama baik keluarga dan asas sopan santun tentunya. :-)

Tetapi terima kasih bapak, saya telah bertemu dengan anda. Saya jadi makin bangga dengan bapak saya, dan tetap yakin dengan memakai cara bapak saya mendidik keluarga kamilah, saya akan mendidik keluarga saya kedepannya nanti. Bukan cara-cara seperti Anda, Wahai Bapak Pakar Ahli Psikologi Wanita. :D



*NB: Bukannya kalo udah pake Pakar ga usah pake Ahli lagi ya? Ah bapak, anda mengecewakan saya loh, bagaimana mau jadi pakar atau ahli psikologi wanita, kalo nyebutnya aja salah? Zzz...




The Spirit Carries On

Labels:

Where did we come from,
Why all here?
Where do we go when we die?
What lies beyond
And what lay before?
Is anything certain in life?

They say, "Life is too short,"
"The here and the now"
And "You're only given one shot"
But could there be more,
Have I lived before,
Or could this be all that we've got?

If I die tomorrow
I'd be all right
Because I believe
That after we're gone
The spirit carries on

I used to be frightened of dying
I used to think death was the end
But that was before
I'm not scared anymore
I know that my soul will transcend

I may never find all the answers
I may never understand why
I may never prove
What I know to be true
But I know that I still have to try

If I die tomorrow
I'd be all right
Because I believe
That after we're gone
The spirit carries on


"Move on, be brave
Don't weep at my grave
Because I am no longer here
But please never let
Your memory of me disappear"


Safe in the light that surrounds me
Free of the fear and the pain
My questioning mind
Has helped me to find
The meaning in my life again
Victoria's real
I finally feel
At peace with the girl in my dreams
And now that I'm here
It's perfectly clear
I found out what all of this means

If I die tomorrow
I'd be all right
Because I believe
That after we're gone
The spirit carries on


Dream Theater - The Spirit Carries On.mp3


* Nice lyric...



ss_blog_claim=1c789360bf540ffa4373f31a56e85467 ss_blog_claim=1c789360bf540ffa4373f31a56e85467