Tuhan, Maafin Kami Ya...
Dari kemaren gw nonton TV, baca koran dan berbagai sumber berita di internet, semua masih penuh dengan berita tentang gempa bumi 7,3 Scala Richter yang terjadi di laut selatan Jawa hari Rabu jam 14.55 kemaren. Tapi ternyata perkembangan dan akibat dari gempa itu sangat-sangat besar dan entah kenapa justru lebih besar daripada gempa itu sendiri.
Ada berita tentang 1 desa yang tertimbun longsor akibat gempa di Cianjur Jawa Barat. Gw bayangkan, 1 desa, yang terdiri dari banyak kepala keluarga dan puluhan manusia disana, habis tertimbun longsoran tanah itu, dan sampe sekarang masih dalam proses evakuasi. Udah banyak korban yang ditemukan tewas di dalam timbunan tanah itu, dengan berbagai kondisi. Banyak diantaranya yang bahkan bagian tubuhnya udah ga utuh lagi. Terserak sana-sini bercampur dengan tanah, di antara puing-puing bangunan tempat tinggal dan sisa harta benda mereka ketika masih hidup.
Mereka manusia. Mereka pernah sama seperti kita. Mereka makan, minum, ketawa, ngobrol, jalan, kerja, pacaran, bahkan hari Selasa kemarin mereka juga masih puasa, sholat tarawih, dan di hari Rabu dini hari mereka masih sahur. Masih sama seperti kita. Siapa yang sangka beberapa jam setelah itu mereka udah ga ada? Ga lagi sama seperti kita yang--kalo boleh gw sebut kebetulan--ga tinggal disana.
Bukan, bukan 1 orang, bukan 1 keluarga, bukan 1 rumah yang habis. Tapi 1 desa secara mendadak tertimbun, habis, menyelesaikan hidup semua yang ada di bawahnya.
Hhh... Tahukah mereka bahwa sahur mereka di Rabu kemaren bakal jadi sahur terakhir mereka untuk selamanya? Tahukah mereka--para korban longsor itu--bahwa tawa mereka hari itu adalah tawa yang tidak akan ada lagi? Tahukah mereka bahwa semuanya akan terjadi begitu cepat? Engga. Mereka ga tau. Ga ada yang tau.
Sobat, pernahkah kita terfikir bahwa longsor di Cianjur hari Rabu kemarin yang menimbun dan menewaskan penduduk 1 desa tersebut atau bencana lainnya itu sebenarnya bisa terjadi di mana aja? Pernahkah kita merenung bahwa kejadian yang amat-sangat cepat itu bisa terjadi kepada siapa saja? Bahkan kepada diri kita? Menghabiskan keluarga dan harta benda yang selama ini kita miliki? Siapa yang bisa dengan sombong mengatakan bahwa hal itu tidak akan mungkin terjadi kepada kita? Adakah?
Mari bayangkan sejenak, pada malam ini kita masih tertidur pulas dengan keluarga kita di rumah, merencanakan besok mau kemana, membeli apa, jalan kemana, dan segudang rencana menyenangkan lainnya yang akan kita lakukan di rumah kita yang hangat. Tapi bagaimana jika semua rencana itu tidak akan pernah terjadi, karena terjadi hal yang diluar dari kendali kita, dan menghabiskan semua yang kita punya? Na'udzubillah... Tsumma Na'udzubilah...
Apapun bisa terjadi. Bencana dapat terjadi dimana saja. Dibalik wajahnya yang bisa menyerupai apa saja. Dan yang harus diingat adalah, dia dapat mengenai siapa saja.
Gw banyak membaca bahwa dengan banyaknya bencana yang terjadi di negara kita tercinta ini, sudah saatnya kita harus berdamai dengan alam. Oke, berdamai dengan alam. Mari kita lihat, bencana banjir dapat ditanggulangi dengan tidak merusak alam. Kebakaran dapat ditanggulangi dengan kehati-hatian kita. Banyak yang bisa kita usahakan untuk mencegah hal-hal itu terjadi.
Tapi gempa? Apa yang bisa kita lakukan untuk mencegahnya? Berdamai dengan alam apa yang dapat kita lakukan untuk mencegah gempa mengguncang? Tolong beritahu saya yang bodoh ini tentang apa yang bisa kita lakukan untuk menghindari bencana yang terjadi akibat patahan lempeng bumi itu! Apakah kita harus menambal dan menyambung patahan itu supaya ga patah lagi?
Sudahlah...! Masih sesombong itukah kita? Belom nyadarkah kita kalo "Kita ini kecil...!" SANGAT K-E-C-I-L...! Apalah yang bisa kita sombongkan jika dibandingkan dengan Maha-Kuasanya Sang Penentu Segala? Oke, gw ga bilang kita cuma harus pasrah dan ga melakukan apa-apa termasuk berdamai dengan alam tadi. Kita tetap harus melakukan yang terbaik. Tapi hei! Ternyata ada disana, di tempatnya, sedang mengintai kita sesuatu yang bernama "Takdir". Hmm... Teman, ada hal-hal yang diluar dari kuasa kita sebagai manusia untuk mencegah itu terjadi. Itu rahasia Dia.
Oh ya, dari sebuah sumber, Indonesia adalah negara dengan resiko paling besar terkena gempa bumi tektonik di dunia. Dan kalo gw ga salah, Indonesia itu adalah nama tanah yang kita tinggali sekarang kan?
Mudah-mudahan semua bencana ini dapat berakhir dari negara kita. Semoga Tuhan melindungi diri kita, orang tua, keluarga, harta benda, dan negara kita tercinta ini.
Tuhan, ampuni kami jika sampai sekarang kami masih belum bisa menjadi seperti tujuan-Mu menciptakan kami ke dunia ini. Maafkan kami kalo bebal kami terlalu parah sampai Engkau harus menegur kami berkali-kali seperti ini. Tapi Tuhan, makasih ya, Engkau masih mau mengingatkan kami, karena itu berarti Engkau masih peduli sama kami. Dengan izin-Mu, kami bisa berubah kok, kami cuma terlalu sering lupa dan lalai. Sekali lagi, maaf dan makasih ya Tuhan...
Teman, gw manusia penuh dosa. Gw bukan orang hebat. Gw ga punya hak untuk menceramahi siapapun, karena gw belum tentu lebih baik dari kalian yang baca tulisan ini. Tapi gw hanyalah satu diantara orang-orang yang mencoba untuk saling mengingatkan kalo aja diantara kita ada yang ga sengaja kelupaan soal ini. At least, dengan menulis ini, gw sedang mengingatkan diri gw sendiri.
Terakhir, oh ya, gw baru inget, dari awal bulan puasa sampe hari ke 16 ini gw belom ngucapin met Puasa. Maap lupa. Hehe.. Jadi sekarang aja sekalian, selamat menunaikan ibadah puasa Ramadhan 1430H untuk teman-teman yang menjalankannya. Semoga amal puasa kita di tahun ini diterima oleh Allah SWT. Amiin... :)
06 September, 2009 08:46
Renungan yang bagus..
Gempa memang datang tiba2..dan kita tidak bisa mencegahnya, itu pasti. tp dia datang bukan tanpa peringatan sebelumnya loh. Alam tidak jahat. Bahkan sebelum gempa besar terjadi, alam sudah menunjukkan bahwa akan ada gempa, misalnya dengan gempa2 kecil yang mungkin tidak semua orang sadari (atau menganggap remeh?), atau surutnya air laut setelah gempa yang merupakan petunjuk akan terjadi tsunami.
Selain itu, BMG kita sebenarnya sudah terima warning loh dari pihak asing, kalo akan ada gempa. xDengan alat mereka yang lebih canggih, tentunya mereka bisa mendeteksi lebih dini.Tapi, entah krena terlalu mencurigai kebenaran berita itu atau memang kita yang suka "belagu", kita sering menganggap remeh peringatan2 yang ada. Ketika ada prediksi bencana alam, kita pasti sibuk mencari pembenaran akan berita itu. padahal toh ga ada salahnya kita siap2 kan. kalo ga terjadi gempa (atau apapun bencana alam yang diprediksikan akan terjadi), ya bagus..
dan satu lagi, seringkali kita melupakan petunjuk bagaimana cara menyelamatkan diri ketika terjadi suatu bencana. mengingat Indonesia ini rawan bencana alam, sebenarnya petunjuk menghadapi bencanan alam apapun harus kita ingat.jadi ketika keadaan tidak siap pun, naluri alam bawah sadar kita pasti akan bereaksi cepat.
At the end, kita semua memang berduka dan prihatin akan terjadiny bencana dan jatuhnya banyak korban. Tapi tentu itu saja tidak cukup kan. Tidak cukup juga hanya dengan mengandalkan intuisi atau naluri charitas belaka. Kita manusia harus bisa memikirkan dan melakukan langkah preventif yang lebih maju, efektif dan efisien.
Negeri kita kaya akan sumber daya alam karena terletak di daerah geologis yang kompleks dimana lempeng2 tektonik saling bertemu. Tp sebagai konsekuensi logis kekompleksan ini, banyak daerah di Indonesia jadi tempat rawan bencana alam. Ini harus selalu kita ingat.
Tapi kita juga harus ingat, banyak wilayah di belahan dunia lain yang rawan bencana alam, termasuk gempa, yang bisa menyiasati kondisi alam tersebut, misalnya Jepang dan California. Jadi, kita harus belajar dari mereka..Kita, bangsa Indonesia, artinya seluruh elemen masyarakat: pemerintah dan rakyat..dengan wewenang dan fungsi masing2..harus menyiasati kondisi alam bumi pertiwi ini. Peralatan yang terus dikembangkan (diganti bila sudah rusak. Pemerintah punya memprioritaskan program mitigasi bencana alam geologi, seperti gempa, seperti pembangunan sistem peringatan dini dan sosialisasi penanganan dan penyelematan diri ketika terjadi bencana.
Untuk yang terakhir itu, kita semua juga harus willingness buat mengetahui dan mengingat prosedurnya..demi kepentingan dan keselamatan diri kita dan orang lain. Hal ini guna meminimalisir jumlah korban dan kerugian ketika bencana datang yang pasti tidak bisa kita hindari.
Namun, setelah usaha2 pencegahan sudah kita lakukan, kita perlu berpasrah diri dan menyerahkan semuanya pada DIA, sang empunya hidup. Kita tahu kita bisa dipanggilNya setia saat, maka kita perlu mempersiapkan diri pada saat kita sehat dan tidak kekurangan sesuatu apapun. Hanya pada DIA, kita bisa berlindung :)
Turut berduka untuk semua korban bencana alam, trmasuk korban gempa Tasikmalaya dan sekitarnya. Semoga diberi ketabahan bagi yang ditinggalkan. May God protect them and us :)
Oh iya, selamat berpuasa :)
06 September, 2009 09:05
Oh iya, postingan ini nunjukin kalo Dews juga punya perasaan loh. Ga heartles2 amat..hihihi...:D
Sering2 yaah....;) hehe
07 September, 2009 09:08
Lady:
Wah, mantap...! Komennya hampir sama panjangnya ama postingan gw. Thanks banget udah kasih perhatian serius ama postingan ini. Sekedar masukan, untuk komen yang disini aja bisa tuh dibikin postingan baru di blognya Lady. Karena udah mencakup keseluruhannya dan ditambah dengan ide-ide pokok penulisan yang baru.
Soal heartless, hehe, mungkin yang dimaksud dengan perasaan disini berbeda antara empati dan feeling. You know what I mean lah. :p
Once more, thank you so much ya.. :)
07 September, 2009 09:53
heheh..maap ya kepanjangan..tadinya dah dag-dig-dug takut ga muat..:D maunya jadi komen aja..untuk di blog sendiri lain lagi ceritanya..:D
Yupie, dah hari Senin lagi niy..met beraktifitas yaw..;)
07 September, 2009 10:53
semoga semua menyadarinyaa...tdk ada kekuatan yg bisa mencegahh kekuatan alam,hanya tuhan yg bisa...kita manusia hanya bisa waspada saja :)
08 September, 2009 00:59
ketentuan illahi ngak bisa kita hindari, bila ajal sudah sampai waktunya, ada saja caranya Allah mengambil roh dari badan seseorang. kita yang masih hidup hanya bisa berdoa, bila sampai waktunya agar roh dipisahkan dengan tenang dan sempurna.
08 September, 2009 23:36
Setuju sama buaya darat. Tp ko blognya vulgar amat..hehe.
09 September, 2009 03:59
09 September, 2009 04:00
Masih belum kering airmata saudara kita karena gempa di Jawa Barat, kemarin, Senin 7 September 2009, gempa kembali menggoncang Jogjakarta. Apakah ini semua memang teguran dari Tuhan terhdp rakyat Indonesia???
Mari kita instropeksi diri dan perbaiki kesalahan kita, agar Tuhan tidak menegur kita lebih keras lagi
11 September, 2009 11:32
All:
Setuju sama semua pendapatnya. Doa pun tak henti-hentinya mengalir untuk para korban gempa.
Intorspeksi diri adalah salah satu hal yang memang harus kita lakukan saat ini.
Trims.
15 September, 2009 06:05
Thanks for articles
Post a Comment
This is an automatic do-follow comment. When you leave a comment here, you will automatically receive back link from this blog.
(Ini adalah komentar do-follow. Jika anda mengisi komentar disini, secara otomatis anda mendapatkan back link dari blog ini ke blog anda)